Inilah ungkapan ketua Honorer K2 Indonesia Bu.Titi Purwaningsih yang sangat berharap akan nasib para anggotanya K2 ini. Entah kenapa mengapa permasalahan honorer K2 di Negeri ini tidak tuntas-tuntas, malah seolah-olah pemerintah menyalahkan kepada para Honorer K2 ini. Harusnya pemerintah berterimakasih atas pengabdian selama ini sehingga kekosongan guru di wilayah dapat teratasi oleh para guru honorer ini. Coba tidak ada guru honorer, rata-rata guru honorer menguasai IT. Sedangkan para PNS belum semuanya menguasai IT. Itulah pentingnya perhatian bagi honorer agar diperhatikan.
Ratusan ribu honorer kategori dua (K2) masih tetap berharap kepada Presiden Joko Widodo untuk mengangkat mereka menjadi CPNS.
Menurut mereka, keterbatasan anggaran tidak bisa meniadakan kesepakatan yang dibuat pemerintah dengan Komisi II DPR RI.
"Ini adalah PR pemerintah. Bukan kesalahan masa lalu ataupun kesalahan honorer K2. Jadi presiden tinggal menyetujui kesepakatan yang telah dihasilkan anatara MenPAN-RB, Komisi 2 DPR, PGRI dan forum pada 15 September," kata Ketua Umum Forum Honorer K2 Indonesia (FHK2I) Titi Purwaningsih kepada JPNN, Senin (26/10).
Titi menyatakan keyakinannya pemerintah mampu mengangkat seluruh K2 yang tersisa apalagi Presiden Jokowi selalu pro rakyat. "Kami yakin Presiden Jokowi bisa bersikap bijaksana,"ujarnya.
Meski begitu menurut Titi, banyak yang kecewa dengan pandangan Jokowi soal penyelesaian tenaga honorer. Pasalnya, Jokowi menilai gaji honorer K2 yang diangkat PNS sebanya Rp 28 triliun, bisa dipakai untuk membangun 48 waduk.
"Kok pengabdian seorang honorer tidak lebih penting dibandingkan waduk. Sekarang waduk itu dibangun oleh tenaga ahli. Nah tenaga ahli bisa jadi dididik dari seorang guru. Bisa jadi dia pintar dari guru honorer," bebernya.
Honorer K2 juga mengingatkan Jokowi akan janjinya menyejahterakan rakyat saat kampanye Pilpres.
ko di bandingkan dengan waduk ya. kurang pas banget. waduk ya waduk ada kepentingannya honorner ya hononer kepentingannya harus di ayomi juga
BalasHapus