Kok jadi seperti ini ya? Kalau PGRI membela Honorer K2 ya wajar saja, karena mayoritas Honorer K2 itu rata-rata Guru. Pantas saja dibela oleh Ketua PGRI ini. Tapi kenapa Anggota dewan menyarankan Ketua PGRI supaya duduk manis saja ya? Berikut liputan yang saya kutip dari laman www.jpnn.com pada 23/11/15.
Pernyataan serta kritikan yang dilontarkan Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Sulistiyo terkait masalah honorer kategori dua (K2), membuat panas kuping anggota Komisi II DPR Bambang Riyanto. Politikus Partai Gerindra itu minta PGRI jangan ikut campur masalah honorer K2.
"Saya sarankan PGRI duduk manis saja, jangan campuri urusan honorer K2. Karena ini bukan ranah mereka," tegas Bambang Riyanto, anggota Komisi II DPR RI kepada JPNN, Minggu (22/11).
Dia menyebutkan, pernyataan Ketum PB PGRI malah membuat masalah semakin keruh. Padahal yang membuat keputusan bukan PGRI, melainkan eksekutif dan legislatif.
"Ketua PGRI mendingan urusin anggota guru PNS-nya saja. PGRI tidak tahu persis masalah honorer K2. Ketua PGRI-nya kan anggota DPD juga, mana kerjanya DPD dalam memperjuangkan honorer K2? Jadi jangan asal kecam saja," kritik politikus Gerindra ini.
Dalam berbagai kesempatan Ketum PB PGRI Sulistiyo selalu mempertanyakan hilangnya anggaran honorer K2 dalam APBN 2016. Sulistiyo yang juga anggota Komite III DPD RI mengatakan, pemerintah dan DPR tidak sepenuh hati memperjuangkah honorer K2.
mungkin anggota dewannya ada main belakang kali ya mas :)
BalasHapusSaya nggak berani bilang seperti itu lah Pak! Mbok di catat. Hehehe
BalasHapus