Siapa yang tidak sedih coba, sudah dijanjikan akan diperhatikan akan nasibnya kahirnya ratusan ribu guru honorer K2 harus gigit jari dan belajar bersabar. Iya kalau usianya masih muda, rata-rata usia mereka sudah mencapai 35 an bahkan ada yang sudah 45 tahun! Sebenarnya siapa sih yang sudah menghilangkan anggaran untuk honorer K2 ini? Berikut liputannya.
Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistyo mengungkap bahwa anggaran untuk pengangkatan guru honorer di RAPBN 2016 bukan dicoret, tapi hilang.
Kalau dicoret menurut Sulistyo, berarti itu dilakukan oleh DPR.
"Faktanya anggaran untuk pengangkatan guru honorer tersebut tiba-tiba hilang dalam RAPBN ketika sudah menjadi APBN," kata Sulistyo, di Gedung DPD RI, Senayan Jakarta, Rabu (18/11).
Munculnya anggaran pengangkatan guru honorer di RAPBN 2016 lanjut anggota DPD RI asal Jawa Tengah ini, sebagai kompromi dari aksi demo yang digelar oleh guru honorer pada September 2016 di depan Gedung DPR.
"Saya ikut memimpin aksi demo tersebut dan diambil kesepakatan bahwa semua honorer dengan kriteria tertentu diangkat jadi CPNS mulai tahun 2016 hingga 2019 dan anggarannya diajukan dalam RAPBN 2016," ungkapnya.
Karena itu menurut Sulistyo, PGRI sudah menulis surat kepada Presiden Joko Widodo agar anggaran tersebut dimunculkan lagi dalam RAPBN Perubahan 2016. "Kalau hal tersebut tidak dilakukan pemerintah, itu sama saja memaksa guru honorer untuk menggelar aksi demo lagi dalam jumlah yang lebih besar," pungkasnya.
Sumber: jpnn.com
tak pikir2 kok makin ribet aja ya :(
BalasHapusYa kang, masalah ni memng semakin rumit
Hapus