Problematika Pembelajaran

Sebagai guru, kita melihat bahkan mungkin mengalami peristiwa pembelajaran yang kurang menyenangkan. Misalnya, siswa tidak memperhatikan, bermain-main sesamanya, mengantuk, bahkan tertidur di dalam kelas, padahal proses belajar mengajar sedang berlangsung.

Bagi seorang guru, peristiwa itu tentu saja menjengkelkan, memancing emosi, dan bahkan tindak kekerasan. Guru bisa saja menganggap kelas itu sebagai kelas yang bandel, kelas yang tak bisa diueus, kelas yang tidak menghormati guru, dan lain sebagainya.

Bagaimana menurut anda? Apakah persepsi guru tersebut bisa diterima? Sebelum pertanyaan itu dijawab, marilah kita tinjau beberapa hal yang sering dilakukan guru dalam proses pembelajaran, sehingga menimbulkan suasana yang tidak kondusif. 

Pertama, ketika mengajar guru tidak berusaha mencari informasi, apakah materi yang diajarkannya sudah dipahami siswa apa belum, apakah materi yang diajarkan nya sudah dipahami siswa apa belum. Kurangnya perhatian siswa dalam pembelajaran seringkali disebabkan siswa sudah memahami informasi yang disampaikan guru, sehingga mereka menganggap materi itu tidak penting lagi. 

Kedua, dalam proses belajar mengajar guru tidak berusaha mengajak berpikir kepada siswa. Komunikasi terjadi satu arah, yaitu dari guru ke siswa. Guru menganggap bahwa bagi siswa menguasai materi pelajaran lebih penting dibandingkan dengan mengembangkan kemampuan berpikir.

Ketiga, guru tidak berusaha mencari umpan balik mengapa siswa tidak tertarik dengan pembelajaran dan tidak mendengarkan penjelasannya.

Keempat, banyak guru yang menganggap dirinya sebagai orang yang paling mampu menguasai pelajaran dibandingkan dengan siswa.

Siswa dianggap sebagai "tong kosong" yang harus diisi dengan sesuatu yang dianggapnya lebih penting.

Itulah empat problematika guru yang hal tersebut bisa kita jadikan cermin apakah pembelajaran kita sudah betul apa belum. Demikian semoga bermanfaat.