Sebagai Honorer K2 yang akan telah dijanjikan oleh Pemerintah akan diangkat menjadi CPNS sebaiknya jangan tinggal diam, jangan sampai data Honorer yang sudah masuk data base bertambah lagi jumlahnya, jika sampai bertambah berarti ada permainan yang dilakukan oleh oknum tertentu. Sebagai Honorer K2, sebaiknya hal ini perlu diwaspadai dan tidak boleh tinggal diam.
Disamping itu, Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Sulistyo mengimbau agar pemda tidak menjadikan proses verifikasi validasi (verval) data honorer kategori dua (K2) sebagai alat pilkada.
Terutama bagi daerah-daerah yang kepala daerahnya akan maju kembali. Jangan sampai kelolosan verval hanya diberikan kepada honorer yang mau memberikan dukungan politik ke calon incumbent.
"Proses verval jangan dijadikan alat politik lagi. Ingat adanya kebijakan ini karena perjuangan honorer K2," tegas Sulistyo kepada JPNN, Sabtu (19/9).
Diakuinya, proses verval dan pengajuan usulan nama-nama honorer K2 menjadi CPNS yang diserahkan ke daerah akan memunculkan berbagai kecurangan. Sebut saja percaloan, alat pilkada, dan lain-lain.
"Ini memang akan sangat rawan apabila pemerintah tidak mempunya data base yang valid," ujarnya.
Itu sebabnya, anggota Komite III DPR RI ini mengimbau ke seluruh honorer K2 untuk memperketat pengawalan proses verval di masing-masing daerah. Sebab bisa saja, BKD mengutak-atik data yang ada.
"Pemerintah pusat juga harus fair, kalau landasannya data base 2013, jangan diubah-ubah lagi. Kalau yang tidak lulus tes 439.956, jangan sampai bertambah lagi karena akan mengulang kembali proses pengangkatan sebelumnya, di mana yang berhak malah tersingkirkan," tandasnya.
Jayalah honorer K2, semoga nasibnu lebih baik lagi.
Source: jppn.com
Harus di kawal nih teman, biar tidak hilang lagi datanya!
BalasHapusYa kalau nggak di kawal bisa jadi hilang lg ya Pak!
Hapus