Sungguh heran mereka para Guru yang telah ber sertifikasi dan usia masih cukup, tapi kenapa mereka ingin pensiun dini, diantara penyebabnya adalah karena tuntutan zaman yang semakin modern akan tetapi mereka tidak bisa memenuhinya, pembelajaran menggunakan LCD banyak yang tidak tau, menggunakan laptop juga tidak tahu, apalagi suruh menjalankan aplikasi Padamu Negeri, tambah pusing. Dan ini menjadi kesempatan bagi para GTT yang ingin menjadi guru.
Berdasarkan berita yang telah saya postingnkan sebelumnya bahwa di Jawa Timur anga permohonan Pensiun dini jumlahnya sangat banyak tiap bulannya mencapai rata-rata 300 guru yang mengajukan. Mayoritas guru berdalih akan beralih profesi dengan mendirikan usaha.
Seperti salah satu pengajar berinisial AI ini, dirinya mengaku selain ingin berwirausaha ia juga meresahkan tingginya tuntutan. Kurikulum yang membingungkan juga menjadi alasannya untuk mengajukan pensiun dini.
“Percuma saja kalau bilang masalah sertifikasi, gak ada gunanya. Berapa kali sertifikasi ditunda-tunda, pemerintah tidak boleh kalau bilang sudah mencairkan semuanya. Sertifikasi tidak pernah lancar bahkan kadang teman saya itu sering ditunda. Sebenarnya saya juga repot kalau menerapkan kurikulum yang terbaru,” terang AI, pengajar.
Fenomena ratusan guru di Jawa Timur yang mengajukan pensiun dini ditanggapi oleh dewan pendidikan Jatim. Menanggapi kabar tersebut Sulistyo Seojoso selaku dewan pendidikan Jatim berpendapat jika fenomena ini tidaklah perlu dirisaukan. Tingginya angka pengajuan tersebut merupakan tantangan untuk dinas pendidikan. Hal tersebut juga bisa dijadikan kesempatan emas untuk Guru Tidak Tetap (GTT) serta munculnya tenaga pengajar baru.
“Kalau yang mengajukan pensiun sudah tidak niat menjadi pendidik ngapain dipertahankan. Saya kira jauh lebih banyak yang lulus setiap tahun dibanding dengan kebutuhan setiap tahun. Menurut saya, kalau soal guru mencarinya tidak kesulitan,” jelasnya.
Memang sebuah ironi jika angka guru yang mengajukan pensiun dini tidaklah sedikit karena Indonesia masih mengalami kondisi kekurangan banyak guru. SULISTYO negara ini sudah cukup memiliki tenaga pengajar namun PR bagi pemerintah adalah pendistribusiannya yang tidak merata. Pendistribusian guru perlu diawasi dan disurvei langsung oleh pemerintah.
Sumber: herlinbima.com
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dengan baik & Relevan dengan conten Artikel, Dilarang menyisipkan Link Hidup. jika Teks url blog/web atau isi di daftar tamu itu diperbolehkan, Terima kasih.